Kelas 3 SMA sudah melewati masa - masa mautnya (UAN, UAS, dan teman - temannya), tandanya hari perpisahan ku dengan Hans semakin dekat. Jujur, aku merasa tidak berdaya tanpa Hans, belakangan ini dia sibuk dengan belajar dan mengurus universitasnya di Amerika nanti, di tambah lagi orang - orang satu sekolah masi saja men-cap ku sebagai pembohong dan memanfaatkan Hans sebagai ajang tenar, padahal tidak seperti itu. Sekarang aku lebih suka menyendiri, jam istirahat aku lebih suka ke perpustakaan dan membaca buku sendiri, dari pada aku ke kantin dan makan, tapi tidak akan kenyang, karena energi ku sudah tersita dengan menerima tatapan dan sindiran menyayat hati dari kakak kelas. Keesokan harinya, aku sudah tidak kuat lagi. Mereka semakin menjadi - jadi menindasku, Hans, aku mohon, datang lah sekali ini saja...
***
Sejak tadi siang sepulang sekolah, aku sudah mengirim 3 sms untuk Hans, tapi belum juga dibalas. Aku sedih, apa dia sudah melupakanku? Karena sudah lama menunggu balasan sms dari Hans, akhirnya aku tertidur di kamarku, Tiba - tiba aku dibangunkan oleh ketukan pintu di pagar depan. Hans! Akhirnya dia datang juga, dia menghampiriku dan memelukku, "Maaf, aku tidak bisa membalas sms kamu, nomor ku error. Aku juga tidak bisa menemanimu di sekolah belakangan ini, karena saat jam istirahat pasti ada saja yang memanggilku, saat pulang sekolah aku harus langsung pulang untuk mengurur keberangkatanku. Sekali lagi maafkan aku...". Aku terdiam, air mataku menetes, aku menyesal sudah meragukan Hans selama ini...
No comments:
Post a Comment